Senin, 28 Desember 2015

Sudahkah Rumah anda sebagai istana? atau malah Penjara?

Dakwah Islam | Sering kali kita mendengarkan keluhan -keluhan yang bersangkutan dengan rumah. baik suami yang malas pulang karena banyak tuntutan dari istri, banyak anak yang malah lari menjadi pengamen, anak funk jalanan hanya karena tidak betah dengan riuhnya problematika yang ada di rumah. jadi tak heran kalau kali ini kita akan mengangkat judul tentang "Sudahkah Rumah anda sebagai Istana? atau malah Penjara?"
Memang benar bahwa Rumah ialah Istana kita, didalamnya kita membangun keluarga, tempat berteduh bercanda ria dan hal menyenangkan lainnya. di balik itu juga fakta di lapangan menunjukkan tidak banyak rumah - rumah yang menjadi penjara bagi penghuninya. baik itu rumah megah berperabotkan barang mahal, baik itu gubung reot yang siap runtuh di terjang angin, kesemuanya itu tidak bisa menjadi tolak ukur sepenuhnya bahwa rumah itu akan menjadi istana atau penjara bagi penghuninya. maka betapa menyedihkannya jika hidup di rumah mewah tapi bagai Penjara, lebih baik memiliki rumah sederhana asal bahagia. inget loh, bahwa kebahagianlah yang membuat manusia bisa merasakan nikmatnya hidup.
Allah SWT berfirman:
" Dan sesungguhnya Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal (An-Nahl:80)
Ibnu Katsir Rahimallah berkata :" Allah SWT menyebutkan kesempurnaan nikmatnya atas hambanya, dengan apa yang Dia jadikan bagi mereka rumah-rumah yang merupakan tempat tinggal mereka, mereka kembali padanya, berlindung dan  memanfaatkan berbagai manfaat

 Allah swt berfirman:"Dan hendaklah kamu tetap berada di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyah yang dahulu (Al-ahzab:33)

Rasulullah SAW bersabda :
"Beruntunglah orang yang menguasai lisannya dan lapang rumahnya serta menangisi kesalahannya (HR. At-Tabrani)
setelah membaca dalil tersebut maka yang perlu kita pertayakan ialah sudahkah kita merasa bahwa rumah kita lapang untuk hal yang bermanfaat? benarkah kita merasakan bahwa rumah ialah tempat tinggal? atau hanya tempat singgah.



Read More >>
Minggu, 13 Desember 2015

6 Cara Khusyuk di dalam Shalat

Dakwah Islam| Sholat ialah rukun islam yang akan di hisab [hitung] pertama kali di yaumil hisab kelak, siapa yang tak ingin semua sholatnya di terima oleh Allah SWT? pasti semua kita menginginkannya. terkait dengan hal itu kekhusyukan ialah hal yang sangat penting untuk di terimanya sholat. oleh karena itu kali ini penulis berbagi informasi tentang bagaimana cara khusyuk di dalam Sholat.

" sungguh beruntung orang -orang yang beriman; orang-orang yang khusuk dalam sholatnya...."sampai akhir ayat; "yaitu orang orang yang selalu memelihara sholat mereka...."(Al-mukminun:1-9).
1. Mengenal Allah, Menghadirkan, Mengagungkan dan Takut kepada-Nya.
"orang-orang yang khusuk yaitu orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Rabb mereka, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Al-Baqarah:46)

selanjutnya Allah juga berfirman :
"Sesungguhnya yang takut (bertakwa) kepada Allah hanyalah para ulama. (Al-fatir:28)
dimana maksud ulama disini ialah orang yang berilmu. Semakin tinggi ilmu Shahih seseorang maka semakin takutlah ia kepada Rabb-Nya. jadi tak heran jika Hasan Al-Basri berkata :
" ilmu itu ada 2 macam : ilmu ungkapan lidah, dan ilmu sanubari. ilmu sanubari ialah ilmu yang bermanfaat, sedangkan ilmu lidah ialah hujah Allah atas manusia.
Allah berfirman :
"Apakah kamu yang lebih beruntung wahai orang-orang musyrik ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam,dengan sujud dan berdiri. sedangkan ia takut akan adzab akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-Nya..."(Az-zumar:9)

2. Hendaknya orang yang Sholat menyadari bahwa Shalat adalah perjumpaan, sekaligus komunikasi dengan  Allah.
"Apabila seorang diantara kamu sedang shalat, sesungguhnya dirinya sedang berkomunikasi kepada Allah. maka janganlah ia membuang ludah ke hadapan muka, atau kearah kanan: tapi hendaklah ia membuangnya ke-sebelah kiri, atau di bawah telap kakinya (Al-Bukhari:531)

selanjutnya Imam Nawawi berkata:
"Sabda beliau "....Sesungguhnya ia sedang berkomunikasi kepada Rabb-Nya....", merupakan isyarat akan pentingnya keikhlasan hati, kehadirannya dalam Shalat dan pengosongannya dari selain dzikir kepada Allah...."(lihat Syarhu Shahih Muslim V/40-41)

Jika shalat adalah komunikasi  seorang hamba kepada pencipta-Nya dan itu sudah pasti disadari oleh yang sedang shalat; maka sudah selayaknya hal itu memacu diri kita untuk  bersikap khusyuk.

3. Menghindari berpalingnya hati dan anggota tubuh dari shalat
Aisyah pernah berkata:
"aku pernah  bertanya kepada Rasulullah tentang berpalingnya wajah di kala sholat ke arah lain, beliau menjawab, Itu adalah hasil curian setan dari sholat seorang hamba.(Bukhari-571)
At-Tayyibi menyatakan:
"Dinamakan dengan hasil curian menunjukkan betapa buruknya perbuatan itu. karena orang yang shalat itu tengah menghadap Allah, namun setan mengintai dan mencuri kesempatan. apabila ia lengah, setan langsung beraksi

4. Memilih tempat Sholat yang sesuai
- Tenang, jauh dari keributan-keributan yang di timbulkan. Sesungguhnya nabi pernah marah ketika dalam sholat beliau mendengar suara ribut di belakangnya.
- Hadirnya malaikat. artinya, kita menghindari hal-hal /sesuatu yang menghalangi malaikat (rahmat) untuk memasuki tempat kita menunaikan sholat. misalnya lukisan benda bernyawa atau anjing. karena nabi bersabda,:
"Para malaikat tidak akan memasuki rumah yang didalam nya ada lukisan benda bernyawa atau anjing.

5. Memanjangkan bacaan
Rasulullah pernah di tanya:
 "shalat bagaimana yang paling utama? beliau menjawab: yang panjang qunut/kekhusyuannya. (HR. Bukhari:374)
Imam Ibnul Arabi menyatakan:
"Aku mencoba menyelidiki sumber-sumber kekhusyuan lalu kudapati ada sepuluh perkara: ketaatan, ibadah, kesinambungan melakukan amal shalih, shalat malam, berdiri panjang dalam sholat, berdo'a , ketundukan, diam tenang, dan tidak menoleh-noleh. kesemuanya adalah alternatif yang saling terkait. namun yang paling berpengaruh ialah ketundukan, berdiam diri, bangun malam (lihat Al-Aridhah)

6. Hendaknya kita sholat, seperti sholatnya orang yang akan meninggal esok
Rasulullah pernah menegaskan:
"apabila engkau shalat, maka sholatlah kamu dengan shalatnya orang-orang yang akan meninggalkan alam fana....."( Ibnu Majah:4171)

itulah 6 cara Khusyuk kepada Allah di dalam sholat. semoga bisa membantu kita untuk lebih khusyuk di dalam shalat. Wallahu 'alam Bishowab.



Read More >>
Minggu, 08 November 2015

Kenapa laki-laki wajib Sholat Jamaah?

Dakwah Rasul | Membahas tentang sholat sama hal nya dengan membahas amalan kita untuk akhirat. tentu kita mewanti - wanti bagaimana akhirnya nanti? apakah sholat kita sah? apakah sholat kita di terima? terkait itu semua khususnya laki - laki ternyata banyak dalil yang menyatakan bahwa sholat berjamaah itu wajib hukumnya. mari kita simak.

Dari Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditujukan kepada siapa saja yang melihat buku ini dari kaum muslimin .. Semoga Allah memberi mereka taufiq terhadap segala hal yang mengandung keridhaanNya, dan semoga Dia menghimpunku dan mereka dalam himpunan orang-orang yang takut dan bertaqwa kepadaNya. Amin.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh, waba`du: 
Telah sampai berita kepadaku bahwasanya banyak kaum muslimin yang mengabaikan dalam melakukan shalat wajib secara berjama`ah, mereka berdalih dengan pendapat sebagian ulama yang menggampangkan hal ini. Maka saya berkewajiban untuk menjelaskan betapa besarnya permasalahan ini dan betapa sangat penting; dan tidak diragukan lagi bahwa mengabaikan shalat berjamaah adalah suatu kemungkaran yang sangat besar dan bahayanya pun fatal. Maka tugas dan kewajiban para ulama adalah memberikan penjelasan dan peringatan, terhadap pengabaian tersebut yang merupakan kemungkaran nyata, yang tidak boleh didiamkan. 
Dan sudah dimaklumi bersama, bahwasanya tidaklah layak bagi seorang muslim menganggap remeh suatu perkara yang kedudukannya dimuliakan oleh Allah di dalam Kitab Sucinya, dan diagungkan oleh RasulNya yang mulia shallallahu 'alaihi wasallam. 
Berulang kali Allah Ta'ala menyebutkan shalat di dalam Kitab Sucinya, Dia tinggikan kedudukannya, Dia perintahkan agar memelihara dan melaksanakan-nya dengan berjama`ah. Dan Dia peringatkan bahwa meremehkan dan bermalas-malasan dalam melaku-kannya merupakan ciri (sifat) orang-orang munafiq, sebagaimana firmanNya: Peliharalah segala shalat (mu) dan peliharalah shalat wustha. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu`. (Al-Baqarah; 238). 

Dan bagaimana manusia akan mengetahui bahwa seorang hamba memelihara shalat dan mengagungkannya, padahal ia telah meninggalkan shalat berjama`ah bersama-sama suadara-saudaranya (kaum muslimin) dan menganggap remeh kedudukannya. Padahal Allah telah berfirman:

"Dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku`. (Al-Baqarah: 43) Ayat di atas secara tegas menjelaskan kewajiban melakukan shalat wajib dengan berjama`ah dan me-nyertai shalat orang-orang yang shalat; dan sekiranya yang dimaksud oleh ayat tersebut hanya menegak-kannya saja, maka tidak jelaslah korelasi gamblang pada ujung ayat (dan ruku`lah kalian bersama-sama orang-orang yang ruku`), karena Allah telah mem-erintahkan agar menegakkannya pada awal ayat.

Dan Dia pun berfirman: "Dan apabila kamu berada di tengah-tengah me-reka (shahabatmu) lalu kamu hendak mendiri-kan shalat bersama-sama mereka, maka hendak-lah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apa bila mereka(yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan seraka`at), maka hen-daklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum shalat, lalu shalatlah mereka denganmu, dan hendaklah mereka bersiap-siaga dan menyandang senjata. (An-Nisa': 102).

Pada ayat di atas Allah mewajibkan shalat berjama`ah dalam kondisi perang dan penuh keta-kutan, maka bagaimana dalam kondisi damai? Kalau sekiranya seseorang diperbolehkan meninggalkan shalat berjama`ah, niscaya para tentara yang berbaris menghadang musuh dan orang-orang yang terancam serangan musuh itu lebih berhak untuk diperboleh-kan meninggalkan shalat berjama`ah. Oleh karena hal itu tidak terjadi (Baca: tidak diperbolehkan mening-galkan shalat berjama`ah), maka dapat kita ketahui bahwa shalat berjama`ah itu termasuk kewajiban yang sangat penting, dan tidak diperbolehkan bagi seorang pun meninggalkannya.

Dan di dalam Shahih Bukhari dan Muslim ter-dapat hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Ra-sulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sungguh, aku telah bertekad untuk menyuruh (para shahabat) melakukan shalat, dan aku suruh seseorang untuk mengimaminya, kemudian aku pergi bersama beberapa orang yang membawa beberapa ikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut shalat berjama`ah, untuk membakar rumah mereka dengan api. (Al-Hadits).

Di dalam kitab Musnad Imam Ahmad meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Kalau sekiranya tidak karena istri-istri dan anak-anak berada di dalam rumah mereka, niscaya aku bakar rumah mereka." Di dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu 'anhu mengatakan: "Sesungguhnya kami telah menyaksikan, bahwa tidak ada yang meninggalkan shalat berjama`ah (di masa kami) kecuali orang munafiq yang telah jelas kemunafikannya, atau orang sakit. Padahal ada di antara yang sakit berjalan de-ngan diapit oleh dua orang untuk mendatangi shalat berjama`ah".

Dan dia juga berkata:
" Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mengajari kami sunnah-sunnah agama, dan di antara sunnah-sunnah tersebut adalah shalat di masjid yang dikumandangkan adzan di dalamnya".

Dan di dalam Shahih Muslim juga dia berkata:
"Barangsiapa yang ingin berjumpa Allah di kemudian hari dalam keadaan muslim, maka hendaklah ia memelihara shalat lima waktu ini dengan melakukannya dimana saja ada seruan adzan, karena sesungguhnya Allah telah menetapkan (mensyari`atkan) jalan-jalan menuju hidayah (petunjuk-petunjuk agama), dan sesungguhnya melakukan shalat lima waktu dengan berja-ma'ah adalah termasuk jalan-jalan menuju hidayah. Maka sekiranya kalian shalat di rumah-rumah kalian sebagaimana orang yang lalai melakukannya di rumah, maka berarti kalian te-lah meninggalkan sunnah (ajaran) nabi kalian, dan jika kalian meninggalkan sunnah nabi kali-an, niscaya kalian sesat. Dan tiada seseorang bersuci (berwudhu), lalu melakukannya dengan baik (sempurna), kemudian ia datang ke salah satu masjid dari masjid-masjid yang ada ini, melainkan Allah mencatat baginya satu keba-jikan untuk setiap langkah yang ia ayunkan, dan Dia mengangkatnya satu derajat karena langkah itu, serta Dia hapuskan dari padanya satu dosa. Sesungguhnya, kami telah menyaksikan, bahwa tiada seorang pun yang meninggalkan shalat berjama`ah (di masa kami), kecuali orang munafiq yang sudah jelas kemunafikannya. Dan sesungguhnya ada orang yang diapit oleh dua orang menuju masjid hingga didirikan di shaf." 
Di dalam shahih Muslim juga diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya ada seorang buta yang berkata: "Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidak ada orang yang menuntunku ke masjid, apakah ada keringanan bagiku untuk shalat di rumahku? Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: Apakah kamu mendengar seruan adzan? Orang itu menjawab: Ya. Maka Nabi bersabda: Kalau begitu penuhi seruan itu." 
Dan juga ada hadits shahih yang menyatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
"Barangsiapa yang mendengar seruan adzan, lalu ia tidak datang (memenuhi seruan shalat berjama`ah itu), maka tidak sah shalatnya, kecuali karena ada udzur".

Suatu ketika Ibnu Abbas ditanya: Apa udzur itu? Ia menjawab: Takut (serangan musuh) atau sakit.
Dan hadits-hadits yang menunjukkan tentang kewajiban shalat berjama`ah dan kewajiban melaku-kannya di masjid-masjid yang diizinkan Allah untuk ditinggikan dan disebutkan namaNya, sangat banyak sekali. Maka kewajiban setiap muslim adalah mem-perhatikan masalah ini dan segera melakukannya serta menganjurkan dan menasihati anak-anak, keluarga dan para tetangga serta saudara-saudaranya yang seiman untuk melakukan perkara ini, sebagai ketaatan kepada perintah Allah dan RasulNya, dan supaya terhindar dari perbuatan yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, dan jauh dari sifat-sifat orang-orang munafiq yang dinyatakan oleh Allah dengan sifat-sifat yang tercela, yang di antaranya adalah kela-laian mereka dalam melakukan shalat. Sebagaimana firman Allah Ta'ala: 
"Sesungguhnya orang-orang munafiq itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya' (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidak-lah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini(orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu(orang-orang kafir). Barangsiapa yang disesatkan Allah, maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya. (An-Nisa': 142-143) 

Dan sesungguhnya meninggalkan shalat ber-jama`ah merupakan penyebab utama dari pengabaian pelaksanaan shalat secara keseluruhan.

Sudah dimaklumi bahwa meninggalkan shalat adalah suatu kekafiran dan kesesatan serta keluar dari Islam, karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(Pembatas) antara seorang muslim dengan kemusrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim di da-lam kitab Shahihnya bersumber dari Jabir radhiyallahu 'anhu)

Dan beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 
"Perjanjian antara kita dengan mereka (orang munafik) adalah shalat, barangsiapa meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah kafir". (HR. Imam Ahmad dan Ashabus sunan dengan sanad shahih). Ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang menjelaskan tentang kedudukan shalat, kewajib-an memeliharanya dan mendirikannya sebagaimana yang disyari`atkan Allah serta peringatan keras terha-dap pengabaiannya sangat banyak. Maka kewajiban setiap muslim adalah memelihara (pelaksanaan)nya tepat pada waktunya dan mendirikannya sebagaimana yang disyari`atkan Allah bersama saudara-saudaranya di masjid-masjid, sebagai tanda kepatuhan kepada Allah Ta'ala dan rasulNya, dan agar terhindar dari murka Allah dan kepedihan adzabNya.

Dan apabila kebenaran dan dalil-dalinya telah jelas, maka tidak boleh bagi seorang pun menyim-pang darinya karena pendapat si Fulan atau si Fulan. Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman:

"Kemudian jika kamu berlainan pendapat ten-tang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari Kemudian. Yang demikian itu utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa': 59)

Dan firmanNya:  "Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih." (An-Nur: 63). 
Sudah tidak diragukan lagi bahwa shalat berja-a`ah itu mengandung faidah yang sangat banyak dan maslahat yang sangat jelas di antaranya adalah saling mengenal (ta`aruf ), saling menolong dalam kebajikan dan ketaqwaan, saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, memberi dorongan kepada orang yang lalai, mengajar orang yang bodoh, mem-bongkar kemarahan orang-orang munafiq dan men-jauhi jalan mereka, menampakkan syi`ar-sy`iar agama kepada segenap hamba-hambaNya, berdakwah di jalan Allah dengan lisan amal, dan faidah lain yang masih banyak. 

Sebagian orang ada yang bergadang di malam hari sehingga terlambat melakukan shalat Subuh, dan sebagian lagi ada yang meninggalkan shalat Isya`. Tentu, hal seperti itu merupakan kemungkaran besar dan tasyabbuh (meniru perbuatan) orang-orang munafiq, sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Sesungguhnya orang-orang munafiq itu (ditem-patkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan men-dapat seorang penolong pun bagi mereka. (An-Nisa: 145).

Dan juga firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sa-ma, mereka menyuruh berbuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma`ruf, dan mereka menggenggamkan tangannya, mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasiq. Allah mengancam orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan Neraka Jahannam. Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah Neraka itu bagi mereka; dan Allah melaknati mereka; dan bagi mereka adzab yang kekal. (At-Taubah 67-68).

Dan Allah berfirman tentang mereka: "Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melain-kan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak pula menaf-kahkan harta mereka, melainkan dengan rasa enggan. Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan memberi harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir. (At-Taubah-54-55). 

Maka wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan waspada dari menyerupai (meniru-niru) orang-orang munafiq baik perbuatan, perkataan dan kemalasan mereka dalam menunaikan shalat dan pengabaian mereka dalam melakukan shalat Isya` dan Subuh dengan berjama`ah, agar tidak dihimpun ber-sama mereka.

Dalam riwayat hadits shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ber-sabda:
" Shalat yang paling berat menurut orang-orang munafiq adalah shalat Isya` dan shalat Shubuh. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang ter-kandung pada keduanya, niscaya mereka akan datang untuk melakukannya (secara berja-ma`ah) sekalipun dengan merangkak". (Muttafaq alaih).

Dan sabdanya:
"Barangsiapa meniru-niru (menyerupai) suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka". (HR. Imam Ahmad, bersumber dari Abdullah bin Umar shallallahu 'alaihi wasallam dengan sanad hasan). 
Semoga Allah memberi taufiq kepadaku dan kepada pembaca menuju keridhaanNya dan kebaikan di dunia dan akhirat, dan semoga Dia melindungi kita dari kejahatan nafsu, amal-amal buruk kita dan dari perbuatan yang menyerupai orang-orang kafir dan munafiq. Sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Maha Mulia.
Read More >>
Minggu, 20 September 2015

Pesan Imam Asy-SYafii

Dakwah Islam | Kita sama-sama mengetahui betapa masyhurnya Imam Asy-Syafi'i dan betapa dalam ilmu beliau. ini lah salah satu pesan yang beliau sampaikan untuk kaum muda.

"Tidaklah berdiam di tempatnya orang2 berakal dan beradab, dari rehatnya dia berpisah dan dari negerinya dia mengasingkan diri. Berpergianlah, akan kau temukan pengganti yang telah engkau tinggalkan, berusahalah, sungguh kenikmatan hidup ada pada kerasnya usaha. Sungguh aku melihat diamnya air merusakkannya, bila bergerak ia jernih, bila tak mengalir maka ia tak menyehatkan
Dan singa yang tak tinggalkan sarangnya takkan memangsa, dan panah yang tak terlepas dari busurnya takkan mengena
Dan matahari yang bertetap pada peredarannya, tentu akan menjemukan manusia, baik dari ajam maupun Arab
Dan biji emas tak ada bedanya dengan biji tanah saat tercampur di tempatnya, kayu gaharu terserak di tanah pun serupa dengan kayu bakar. Bila kau pisahkan biji emas dari tanah, maka mulia dia dan dicari, bila kau pisahkan kayu gaharu dari kayu bakar, ia akan seharga emas". (Imam Syafi'i)
 Baca Juga:

7 manfaat puasa 

4 amalan yang menjadikan puasa bernilai plus plus

 

Read More >>
Sabtu, 27 Juni 2015

7 manfaat puasa

Assalamualaikum wr.wb
Dakwah Islam|Sudah menjadi rahasia umum bahwa setiap apa-apa yang di perintahkan oleh Allah SWT selalu memiliki manfaat tersendiri bagi umatnya. begitu juga dengan puasa yang memiliki banyak manfaat. berikut kita bahas manfaat dari puasa itu sendiri.
Puasa memiliki beberapa manfaat, ditinjau dari segi kejiwaan, sosial dan kesehatan, di antaranya: 

1. Manfaat puasa secara kejiwaan adalah puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, mengajari dan membantu bagaimana menguasai diri, serta mewujudkan dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri, yang ini merupakan hikmah puasa yang paling utama.

Firman Allah Ta 'ala : "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa." (Al-Baqarah: 183).

Catatan Penting : Dalam kesempatan ini, kami mengingatkan kepada para saudaraku kaum muslimin yang suka merokok. Sesungguhnya dengan cara berpuasa mereka bisa meninggalkan kebiasaan merokok yang mereka sendiri percaya tentang bahayanya terhadap jiwa, tubuh, agama dan masyarakat, karena rokok termasuk jenis keburukan yang diharamkan dengan nash Al-Qur'anul Karim. Barangsiapa meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan menggantinya dengan yang lebih balk. Hendaknya mereka tidak berpuasa (menahan diri) dari sesuatu yang halal, kemudian berbuka dengan sesuatu yang haram, kami memohon ampun kepada Allah untuk kami dan untuk mereka.

2. Manfaat puasa secara sosial adalah membiasakan umat berlaku disiplin, bersatu, cinta keadilan dan persamaan, juga melahirkan perasaan kasih sayang dalam diri orang-orang beriman dan mendorong  mereka berbuat  kebajikan. Sebagaimana ia juga menjaga masyarakat dari kejahatan dan kerusakan.

3. Manfaat puasa ditinjau dari segi kesehatan adalah membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.

4.  Puasa dapat  Mematahkan nafsu.
   Dalam kehidupan sehari-hari biasanya manusia selalu sibuk dengan kehidupan dunia baik dalam makan maupun minum serta menggauli isteri, bisa mendorong nafsu berbuat kejahatan, enggan mensyukuri nikmat serta mengakibatkan kelengahan. kini, saat berpuasa kita tidak melakukan hal tersebut, jadi dapat di pastikan tingkat nafsu untuk mendorong kejahatan cukup signifikan berbeda dengan hari biasanya. tanpa kita sadari sesungguhnya puasa kitalah yang mematahkan nafsu kita sendiri.

5. Puasa dapat mengosongkan hati hanya untuk berfikir dan berdzikir.
    Sebaliknya, jika berbagai nafsu syahwat itu dituruti maka bisa mengeraskan dan membutakan hati, selanjutnya menghalangi hati untuk berdzikir dan berfikir, sehingga membuatnya lengah. Berbeda halnya jika perut kosong dari makanan dan minuman, akan menyebabkan hati bercahaya dan lunak, kekerasan hati sirna, untuk kemudian semata-mata dimanfaatkan untuk berdzikir dan berfikir.

6. Puasa dapat menjadikan Orang kaya menjadi tahu seberapa nikmat Allah atas dirinya. 
   Allah mengaruniainya nikmat tak terhingga, pada saat yang sama banyak orang-orang miskin yang tak mendapatkan sisa-sisa makanan, minuman dan tidak pula menikah. Dengan terhalangnya dia dari menikmati hal-hal tersebut pada saat-saat tertentu, serta rasa berat yang ia hadapi karenanya. Keadaan itu akan mengingatkannya kepada orang-orang yang sama sekali tak dapat menikmatinya. Ini akan mengharuskannya mensyukuri nikmat Allah atas dirinya berupa serba kecukupan, juga akan menjadikannya berbelas kasih kepada saudaranya yang memerlukan, dan mendorongnya untuk membantu mereka. 

7. Puasa dapat mempersempit jalan aliran darah yang merupakan jalan setan pada diri anak Adam. 
   Karena setan masuk kepada anak Adam melalui jalan aliran darah. Dengan berpuasa, maka dia aman dari gangguan setan, kekuatan nafsu syahwat dan kemarahan. Karena itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjadikan puasa sebagai benteng untuk menghalangi nafsu syahwat nikah, sehingga beliau memerintah orang yang belum mampu menikah dengan berpuasa (Lihat kitab Larhaa'iful Ma'aarif, oleh Ibnu Rajab, hlm. 163) sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim).

 baca juga:

4 amalan yang menjadikan puasa bernilai plus plus 

Kapan Malam Lailatul Qadar terjadi?

 


 
Read More >>